Cikarang, Djapos.com – Budaya Betawi tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Bekasi. Beragam jenis kebudayaan Betawi telah dipertahankan secara turun-temurun hingga saat ini. Salah satunya yakni budaya Nyorog.
Nyorog merupakan salah satu tradisi yang dilakukan di setiap bulan Ramadhan dan Idulfitri. Tradisi antar-mengantar makanan ke warga sekitar, saudara, hingga kerabat yang dituakan ini menjadi salah satu bentuk rasa persatuan dan kebersamaan yang dianut oleh masyarakat Bekasi.
Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Budaya Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bekasi memperkenalkan tradisi nyorog kepada sejumlah eskpatriat atau warga negara asing yang tinggal dan bekerja di Kabupaten Bekasi.
“Yang utama dari kegiatan ini kita ingin mempertahankan tradisi sorogan atau nyorog dimana setiap Ramadhan, Lebaran atau syawal, antar mayarakat, antar warga itu saling mengirim makanan. Ini penting untuk menumbuhkan atau mempertahankan kebersamaan, gotong royong dan silaturahmi,” kata Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan usai menghadiri Lebaran Bekasi, Jum’at (03/05).
Selain kepada eskpatriat, tradisi ini juga turut diperkenalkan kepada kafilah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dari 27 Kabupaten/Kota se-Jabar. Bingkisian Lauk pauk seperti sayur bandeng, gabus pucung, opor ayam, semur jengkol, rendang daging dan lainnya yang dibawa dari 23 Kecamatan se-Kabupaten Bekasi dengan kekhaasan wilayahnya masing-masing itu lantas disantap bersama-sama.
“Karena kebetulan bertepatan dengan penyelanggaraan MTQ Jawa Barat maka kita jadikan kegiatan ini juga sebagai bagian dari kemeneriahan MTQ. Mudah-mudahan tradisi ini bisa dilaksanakan terus,” ungkapnya.
Kepala Dinas Budaya Kepala Dinas Budaya Pemuda Budaya dan Olahraga Kabupaten Bekasi, Iman Nugraha menjelaskan sorogan atau nyorog merupakan bagian dari penyelenggaran Lebaran Bekasi 2024.
“Nyorog menjadi tradisi atau budaya masyarakat Bekasi yang kita perkenalkan kepada masyarakat agar tetap lestari,” ujarnya.
Pada kegiatan ini turut ditampilkan sejumlah kesenian tradisional Bekasi seperti atraksi Palang Pintu, Tari Kembang Bekasi, Ujungan dan lainnya. Kemudian Tari Piring Khas Minang dan Tari Teruna Jaya Khas Bali sebagai wujud persatuan dari keberagaman masyarakat Kabupaten Bekasi yang terdiri dari berbagai etnis, suku, ras, dan agama.